Bingung karena keuangan menipis setelah lebaran? Momen lebaran memang menghabiskan banyak biaya. Dari mulai biaya mudik, bingkisan, uang lebaran, dan lain sebagainya. Karena itu, penting untuk mengetahui cara hemat belanja di toko sembako setelah lebaran.
Mungkin saja Anda sudah melakukan beberapa tips hemat belanja tanpa sadar. Namun, akan lebih baik lagi jika Anda mengetahui secara rinci apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga keuangan setelah lebaran.
Tips Hemat Belanja Setelah Lebaran
Keuangan yang menipis setelah lebaran bukan halangan untuk tetap menyediakan makanan enak dan bergizi untuk keluarga. Nah, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan agar keuangan setelah lebaran bisa tetap terjaga:
1. Buat Anggaran Belanja dan Menu Makanan
Cara hemat pertama adalah dengan membuat anggaran belanja bulanan sebelum belanja di toko sembako. Anda juga bisa membuat rencana masak mingguan agar lebih terkontrol. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui dengan pasti apa saja kebutuhan yang perlu Anda beli.
Agar lebih menghemat biaya, buat menu makanan dengan bahan yang masih mirip. Misalnya sup, capcay, tumis sayuran, atau bakwan. Jangan lupa juga untuk menyesuaikan belanja bahan makanan dengan anggaran yang Anda tetapkan.
2. Buat Jadwal “Cheating”
Walaupun sedang berhemat, tidak ada salahnya untuk “cheating” sesekali. Sangat wajar jika Anda ingin membeli jajanan atau makanan jadi sesekali. Memakan masakan rumah setiap hari memang bisa membosankan.
Jajan atau membeli makanan jadi bisa jadi selingan yang menarik dan membuat Anda tetap waras. Akan tetapi, untuk mencegah jajan berlebihan, Anda perlu membuat jadwal “cheating”. Jadwal tersebut membantu menjaga kondisi keuangan Anda agar tidak kembali berantakan.
3. Buat Daftar Belanja yang Memang Dibutuhkan
Pisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Tidak jarang, Anda menjadi lapar mata saat belanja di toko sembako. Akhirnya, Anda justru membeli barang yang tidak terlalu diperlukan. Lebih buruk lagi kalau barang tersebut malah berakhir dibuang.
Untuk menghindari pemborosan seperti ini, Anda bisa membuat daftar belanja terlebih dahulu. Sesuaikan daftar belanja tersebut dengan rencana masak dan ketersediaan bahan makanan di rumah. Kemudian, buat skala prioritas berdasarkan yang paling penting. Dengan begitu, Anda lebih terhindar dari lapar mata dan belanja impulsif.
4. Hindari Melihat e-Commerce
Tips selanjutnya adalah dengan menghindari aplikasi belanja. Melihat-lihat aplikasi belanja, e-commerce, atau aplikasi pemesanan makanan online seringkali membuat Anda tergiur. Akhirnya, Anda akan berperilaku impulsif dan membeli produk yang tidak dibutuhkan.
Jika Anda ingin berhemat setelah lebaran, ada baiknya menghindari hal seperti ini. Semakin jarang melihat e-commerce, semakin kecil kemungkinan lapar mata, dan semakin sedikit uang yang Anda keluarkan.
5. Manfaatkan Promo yang Berlangsung
Terakhir, manfaatkan promo yang sedang berlangsung. Biasanya, setiap toko sembako memiliki promo yang bisa Anda manfaatkan. Seperti promo potongan harga atau promo akhir pekan. Menyesuaikan waktu belanja dengan promo yang berlaku dapat menghemat pengeluaran belanja Anda.
Cara lain untuk mengurangi anggaran belanja adalah dengan membeli bahan makanan secara online. Selain promo diskon produk, tokoonline juga menawarkan layanan gratis ongkir, cashback, dan promo tambahan lainnya. Dengan begitu, Anda bisa lebih hemat biaya pengantaran serta lebih praktis dan hemat energi.
Salah satu toko sembako online yang bisa Anda andalkan adalah Sayurbox. Anda bisa membeli berbagai kebutuhan dapur dan rumah tangga melalui aplikasi Sayurbox atau website https://www.sayurbox.com/. Selain gratis ongkir, Sayurbox juga menyediakan layanan Satu Jam Sampai. Sehingga, produk yang Anda beli tetap terjaga kualitas dan kesegarannya.
Iim Rohimah adalah content writer yang meminati bidang bisnis kuliner. Minatnya ini datang dari hobi wisata kuliner, mengamati perkembangan bisnis, dan pengalaman bekerja di bidang ini.
Berkat pengalaman tersebut, ia memperoleh insight menarik, bahwa bidang usaha di ranah ini paling cepat berkembang dan banyak peminatnya. Oleh karena itu, menurutnya, akan sangat baik jika dapat terus belajar dan mengedukasi pembaca, khususnya pegiat Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner.