Bagaimana cara menghitung harga jual nasi box untuk karyawan kantor maupun pabrik? Sobat Kuliner pasti sudah paham bahwa umumnya usaha catering box banyak diperuntukkan bagi pelanggan di kantoran dan pabrik.
Yaps, alasannya mereka yang bekerja pasti ingin makan siang secara praktis. Meskipun kadangkala acara makan siang ini juga bisa dilakukan dengan mencari restoran terdekat, tapi umumnya mengandalkan jasa catering nasi box lebih praktis.
Tidak perlu ke luar kantor dan bisa makan kapan saja ketika istirahat kerja. Nasi kotak dari katering biasanya langsung didistribusikan ke meja masing-masing karyawan oleh petugas khusus di kantor.
Karena kehadiran jasa katering box sangat membantu menyediakan makanan bagi karyawan kantor, maka wajar sekali jika usaha ini banyak peminat dan termasuk jenis jualan makanan yang laku setiap hari.
Cara Menghitung Harga Jual Nasi Box
Jika Sobat masih bingung bagaimana cara menghitung harga jual nasi box untuk karyawan kantor, maka perlu mencatat hal-hal berikut ini supaya keuangan bisnis Sobat tetap sehat dan punya prospek ke depan lebih maju.
Perhatikan Persentase Harga Bahan Makanan
Cara menghitung harga jual nasi box adalah dengan menghitung persentase biaya makanan, yaitu harga bahan dibagi harga jual = persentase biaya bahan.
Persentase yang ideal adalah antara 28% hingga 35%. Usahakan mendapatkan persentase serendah mungkin, dengan catatan bahwa kualitas makanan tetap terjamin. Perlu kreativitas dan sebenarnya bisa asal pandai-pandai mengakalinya tapi tetap jaga loyalitas.
Sebagai umpama, Sobat akan menjual nasi box seharga 20.000 dengan harga bahan per porsi 7.000, maka kita memperoleh persentasi biaya bahan makanannya.
7.000 / 20.000 = 32%
Apabila Sobat merasa bahwa persentase ini terlalu besar, bisa kok menambah harga jual. Misal yang tadinya harga nasi box 20.000 menjadi 23.000 per kotaknya. Pastikan harga yang kita tawarkan tetap sepadan dengan kualitas.
Caranya bisa dengan mencari sumber bahan makanan seperti sayuran, daging, bumbu, beras, dan lain-lain yang lebih murah. Biasanya setiap tempat seperti pasar punya harga berbeda satu sama lain.
Persentase ini harus jadi patokan, karena selain pengeluaran bahan baku, Sobat juga butuh biaya tempat sewa usaha, iklan, gaji karyawan, dan lain-lain. Kisaran margin laba tadi dengan biaya lain-lain ini antara 0 hingga 15%. Biasanya sebuah restaurant besar mengeluarkan 3 sampai 5%.
Menghitung Laba
Supaya lebih jelas lagi, kita perlu menghitung laba yang bisa kita peroleh dari usaha catering box ini. Misalnya bahan makanan untuk katering 50 box adalah Rp350.000 dengan harga Rp. 23.000 per box.
23.000 (harga per box) x 50 (jumlah porsi/box) = Rp. 1.150.000
350.000 (harga bahan baku 50 porsi) / 1.150.000 (harga jual 50 porsi) = 30%
Persentasi ini termasuk ideal dan bagus. Jika ingin lebih hemat bahan baku dan laba lebih banyak, maka pastikan untuk 1 box atau porsi tidak habis lebih dari Rp. 7.000 atau Rp. 350.000 untuk 50 box nasi. Kalau bisa malah lebih rendah.
Jadi, dengan asumsi penjualan 23.000 per box dari hitungan di atas, maka Sobat memperoleh laba: Rp. 1.150.000 – 350.000 = Rp. 800.000.
Itu adalah laba yang masih kotor, ya. Sobat juga perlu menghitung kembali soal gaji karyawan, panyusutan atau kerusahan alat, dan lain-lain.
Itulah cara menghitung harga jual nasi box untuk kebutuhan makan siang di kantor. Ini juga berlaku bagi karyawan pabrik, guru-guru di sekolah, acara seminar, dan lain-lain. Tinggal sesuaikan menu, budget customer, dan barulah tentukan harga dengan pedoman persentase di atas. Selamat mencoba.
Iim Rohimah adalah content writer yang meminati bidang bisnis kuliner. Minatnya ini datang dari hobi wisata kuliner, mengamati perkembangan bisnis, dan pengalaman bekerja di bidang ini.
Berkat pengalaman tersebut, ia memperoleh insight menarik, bahwa bidang usaha di ranah ini paling cepat berkembang dan banyak peminatnya. Oleh karena itu, menurutnya, akan sangat baik jika dapat terus belajar dan mengedukasi pembaca, khususnya pegiat Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner.