Perhitungan usaha catering rumahan sedikit berbeda dengan pembahasan seputar modal. Ini mencakup segala hal mengenai keuangan, dari modal awal hingga prospek laba bersihnya.
Sebagai usaha dengan skala mikro hingga menengah, bisnis catering rumahan menawarkan jasa penyediaan makanan untuk berbagai acara, seperti pernikahan, ulang tahun, rapat kantor, dan lain sebagainya.
Bedanya, produksi makanan menggunakan dapur rumahan dan peralatan masak yang biasa digunakan sehari-hari. Jadi, bukan jenis bisnis skala besar yang menggunakan peralatan pabrik dan lokasi khusus.
Siapa Taerget Bisnis Catering Rumahan?
Target pasar bisnis kuliner ini masih mirip dengan jenis-jenis bisnis catering yang sempat disinggung di artikel peluang bisnis catering sebelumnya. Bedanya, kali ini lebih menekankan kepada siapa bisnis ini ditawarkan.
Jika Sobat sudah mengenal siapa saja target pasarnya, maka membuat perhitungan usaha catering rumahan akan lebih matang. Target pasar bisnis catering rumahan antara lain:
1. Rumah Tangga
Terget pasar pertama yang bisa Sobat pilih adalah kalangan rumah tangga. Katering ini menyediakan makanan siap saji untuk keluarga yang tidak punya waktu memasak.
Pengemasannya bisa berupa nasi kotak, paket lauk pauk, atau hidangan spesial untuk acara tertentu.
2. Kantor
Selain pelanggan rumah tangga, katering rumahan juga bisa memasak makanan untuk karyawan kantor, baik dalam bentuk prasmanan, nasi kotak, atau katering harian.
Jika Sobat berada di dekat perkantoran atau pabrik, ini bisa menjadi peluang bisnis yang bagus.
3. Acara Spesial
Sobat Kuliner juga bisa menawarkan jasa katering untuk keperluan acara pribadi yang sifatnya spesial. Misalnya hidangan untuk acara pernikahan, ulang tahun, arisan, atau gathering.
Bentuk masakannya bisa berupa prasmanan atau nasi box sesuai dengan pesanan pelanggan.
4. Pelajar
Target pasar yang potensial lainnya untuk bisnis katering rumahan adalah kaum pelajar. Sobat bisa menyediakan makanan untuk makan siang anak sekolah atau asrama.
Bahkan, jika memungkinkan, Sobat juga bisa menawarkan menu makan siang yang bisa dititipkan di kantin sekolah. Tidak jarang anak-anak masih lapar atau mudah lapar saat berada di sekolah.
Jangan khawatir, meskipun skalanya berupa usaha rumahan, tapi catering ini juga banyak kelebihannya.
Misalnya Sobat bisa mulai dengan modal yang minim karena tidak perlu membangun gedung atau sewa tempat, dan menggunakan peralatan memasak yang ada.
Bisnis ini juga bisa dijalankan oleh satu orang, terutama jika masih melayani pelanggan dalam jumlah kecil.
Selain itu, Sobat bisa menyesuaikan menu dan layanan sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Misalnya, pelanggan meminta menu tertentu dengan harga sekian, maka Sobat bisa sesuaikan juga.
Meski demikian, persaingan bisnis catering rumahan juga terbilang ketat sehingga harus pintar-pintar dalam mendapatkan pelanggan.
Biasanya, binis dengan skala kecil di bidang kuliner ini juga punya kendala di modal. Apalagi saat melayani pesanan yang tidak terduga, baik jumlah atau jenis menu dan kemasannya.
Oleh karena itu, perlu perhitungan yang tepat dan disiplin supaya bisnis ini berjalan lancar.
Perhitungan Usaha Catering Rumahan
Bisnis catering rumahan punya peluang yang menjanjikan, terutama bagi mereka yang memiliki passion di bidang kuliner. Namun, supaya usaha ini berjalan dengan baik, penting untuk melakukan perhitungan dengan baik.
Yuk simak bagaimana perhitungan usaha catering rumahan yang tepat supaya usaha dapat berjalan dengan lancar dan menguntungkan.
1. Modal Awal
Untuk skala bisnis catering rumahan, Sobat bisa tengok gambaran modal usaha catering rumahan yang tidak sampai 3 jutaan di artikel sebelumnya.
Modal awal ini umumnya memerlukan pembelian peralatan dapur seperti panci, wajan, pisau, talenan, dan peralatan makan.
Begitu juga dengan perlengkapan pendukung berupa meja, kursi, dan peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk menata makanan yang akan Sobat jual. Seringkali melayani banyak pesanan perlu penataan di ruang yang lapang atau meja besar.
Bahan baku juga termasuk bagian dari modal awal. Sobat perlu melayani pelanggan dengan jumlah pesanan tertentu dan membeli bahan-bahan yang diperlukan.
Modal awal juga termasuk media promosi seperti brosur, spanduk, dan pemasaran di media sosial.
Jangan lupa juga siapkan transportasi dan perhitungkan biayanya untuk mengantarkan makanan ke pelanggan.
2. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan secara rutin untuk menjalankan usaha catering. Beberapa komponen biaya operasional yang perlu Sobat pertimbangkan seperti sewa tempat (jika diperlukan), gaji karyawan, listrik, air, bahan bakar, dan biaya untuk perbaikan.
Biaya perbaikan ini perlu Sobat sisihkan untuk berjaga-jaga jika ada alat yang rusak.
3. Harga Jual
Perhitungan usaha catering rumahan yang perlu Sobat siapkan adalah mengenai harga jualnya.
Harga jual makanan harus mempertimbangkan semua biaya yang Sobat keluarkan, termasuk modal awal dan biaya operasional.
Selain itu, Sobat juga perlu mempertimbangkan harga pasaran dan harga pesaing agar usaha tetap kompetitif.
Harga jual juga bisa berbeda tergantung porsi makanan, menu, bahkan lokasi dan harga bahan baku yang Sobat beli.
4. Perhitungan Keuntungan Secara Keseluruhan
Sebagaimana bisnis produksi lainnya, keuntungan usaha catering rumahan juga perlu Sobat hitung dengan cara membandingkan pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan.
Pendapatan berasal dari penjualan makanan, sedangkan total biaya (modal) meliputi modal awal, biaya operasional, dan biaya lainnya.
Berikut adalah contoh perhitungan usaha catering rumahan dengan skala kecil.
Modal Investasi Awal
Peralatan dapur: Rp 5.000.000
Perlengkapan: Rp 2.000.000
Promosi: Rp 500.000
Transportasi: Rp 1.000.000
Total Modal Awal: Rp 8.500.000
Biaya Operasional Bulanan
Gaji karyawan: Rp 1.500.000
Listrik dan air: Rp 500.000
Bahan bakar: Rp 500.000
Perbaikan: Rp 500.000
Total Biaya Operasional Bulanan: Rp 3.000.000
Target Pasar
Contoh target pasarnya adalah anak sekolah dan ulang tahun.
Strategi Promosi
- Media sosial (Instagram, Facebook)
- Brosur dan spanduk
Perhitungan Keuntungan
Keuntungan akan sangat tergantung kepada jumlah pesanan yang Sobat terima.
Sebagai gambaran, yuk kita buat contoh jika Sobat menerima pesanan 100 porsi untuk makan siang anak sekolah 5 hari seminggu.
Bahan baku untuk 100 porsi
Kita buat pemisalan menu terdiri dari nasi putih, ayam kecap cincang, selembar sayur selada, oseng buncis wortel, dan sepotong semangka per porsi.
Sobat bisa melihat contoh menu catering harian anak sekolah untuk bisa mendapatkan gambaran lainnya.
Bahan baku
- Nasi putih: Rp 500/porsi x 100 porsi = Rp 50.000
- Ayam kecap cincang: Rp 2.000/porsi x 100 porsi = Rp 200.000
- Sayur selada: Rp 500/porsi x 100 porsi = Rp 50.000
- Oseng buncis wortel: Rp 1.000/porsi x 100 porsi = Rp 100.000
- Semangka: Rp 500/porsi x 100 porsi = Rp 50.000
- Kemasan: Rp 50.000
Penunjang produksi
- Gas dan listrik: Rp 50.000
- Transportasi: Rp 30.000
- Biaya lain-lain: Rp 20.000
Total: Rp 620.000
Pendapatan dan Laba
Pendapatan: 100 porsi x Rp 12.000/porsi = Rp 1.200.000
Laba: Rp 1.200.000 – Rp 620.000 = Rp 580.000
Laba tersebut sifatnya harian. Jadi semisal Sobat melayani pesanan makan siang anak sekolah sebanyak 20 hari aktif dalam sebulan, bisa memperoleh laba bersih sekitar Rp. 11.600.000 per bulan.
_________________
Perhitungan ini hanya perkiraan dan dapat berbeda-beda tergantung harga bahan baku di daerah Sobat. Pertimbangkan untuk menghitung juga biaya lain-lain seperti biaya promosi, perbaikan, gaji karyawan, dan pajak.
Biasanya 1 kelas terdiri dari sekitar 25 anak. Namun, kadang ada sekolah yang membebaskan siswanya untuk menggunakan jasa catering yang bekerjasama dengan sekolah atau memasak sendiri.
Jadi jumlah pesanan di atas untuk perkiraan pesanan untuk beberapa kelas dan angkatan. Tidak menutup kemungkinan jumlah pesanan harian dari sekolah bisa lebih banyak. Apalagi jika melayani beberapa sekolah sekaligus.
Penutup
Demikian perhitungan usaha catering rumahan yang bisa Sobat jadikan contoh. Silahkan sesuaikan dengan jenis menu, target pasar, harga bahan baku, dan sebagainya.
Jika ada yang ingin Sobat tanyakan atau ingin memperoleh tips bisnis kuliner lainnya, bisa sampaikan di kolom komentar, ya. Ikuti terus update seputar bisnis katering di artikel selanjutnya tentang menu usaha catering untuk berbagai acara.
Sobat juga bisa lho ikut memasarkan bisnis kuliner Sobat di website Bisniskulinerku.com ini. Boleh tanya-tanya ke kontak admin untuk info selengkapnya.
Iim Rohimah adalah content writer yang meminati bidang bisnis kuliner. Minatnya ini datang dari hobi wisata kuliner, mengamati perkembangan bisnis, dan pengalaman bekerja di bidang ini.
Berkat pengalaman tersebut, ia memperoleh insight menarik, bahwa bidang usaha di ranah ini paling cepat berkembang dan banyak peminatnya. Oleh karena itu, menurutnya, akan sangat baik jika dapat terus belajar dan mengedukasi pembaca, khususnya pegiat Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner.
Lengkap dan detil sekali perhitungan usaha catering rumahannya. Memang perlu perhitungan yang tepat dan disiplin supaya bisnis catering rumahan ini berjalan lancar.
Lengkap banget perhitungannya Kak, bisa jadi referensi bagi yang ingin bisnis katering
Mulai dari lingkungan sekitar dulu yang sekiranya perlu katering
Dulu pernah melayani katering kost-kostan mahasiswi
Wah menggiurkan banget mbak keuntungannya. Targetnya anak sekolah kayanya banyak yang butuhkan juga. Daripada anak jajan sembarangan. Kalau ini menunya jelas kan jadi sehat dan hemat.
Sudah banyak sekali contohnya yang melayani catering sekolahan. Apalagi untuk sekolah Islam Terpadu atau yg asrama. Biasanya butuh banget makan praktis. Makan siang tinggal bagikan ke siswa. Jumlah muridnya juga di sekolah tersebut biasanya bisa di ratusan per angkatan. Lumayan bgt.
Ternyata banyak juga persiapan usaha catering ya, Mbak. Kalau sudah menikmati, pasti asyik bangett. Apalagi yg suka masak², nih. Labanya menggiurkan. Hahaha.
Betul, tapi intinya sih lakukan action saja dulu. Nanti, ilmu dan pengalaman akan membawa berkah kesuksesan bisnisnya.
Bisnis kuliner ini nggak ada sepinya, ya, Mba. Malah bermunculan terus dengan aneka variasi. Eh, bisa juga kan ya bisnis kuliner ini dibuat aneka variasi biar makin banyak yang tertarik nyobain dan jadi pelanggan.
Iya betul, harus pandai dalam kreativitas supaya bisa mengikuti perubahan dan persaingan. Ini juga yang biasanya menjadi kendala usaha di bidang kuliner, yaitu kesulitan menghadapi persaingan, sehingga banyak yang gulung tikar.
Wah terima kasih, langsung bookmark. Sebenarnya ada niat buat buka usaha kuliner, tapi masih gak pede dengan masakan sendiri. Pengen nyari yg pinter masak bisa gak ya wkwk
Bisa banget sih, kita kerjasama dengan orang yang pinter masak. Kalau udah ada jiwa bisnis, apapun bisa dilakukan kok.
Bisnis katering ini memang menjanjikan ya kalau bisa dapet suppliyer bahan makanan harga miring. Dan juga karyawan yang bisa dihandalkan.
Jadi tahu gambaran perhitungannya
Apalagi ke depannya ada program anak sekolah mau ada makan siang dari Dinas kan.
Kalau ada hitungan gini rasanya jadi tenang
Bisa cek market kira kira bakal membutuhkan berapa karyawan
Kalau saya pribadi pasti menyenangkan ini
Cuma tempatnya kudu higienis polll