Bagi calon pengantin yang ingin segera memperoleh keturunan, program hamil sebelum menikah adalah hal yang wajib dilakukan. Melansir dari artikel kesehatan dalam situs Pikiran-rakyat.com, setidaknya calon pasangan perlu mempersiapkan program hamil ini minimal 6 bulan sebelum melangsungkan pernikahan.
Biasanya calon mempelai banyak melakukan persiapan mencakup finansial. Begitu juga terkait mental dan segala hal berkaitan dengan kemampuan berkeluarga nantinya. Laki-laki dan perempuan yang akan berkeluarga hendaknya sudah matang secara kepribadian sehingga bisa mengatasi berbagai hal dengan lebih bijaksana.
Namun, ada hal yang sering dilupakan oleh para calon pasangan, yaitu bagaimana suami dan istri bisa memiliki keturunan yang sehat. Itu semua sesungguhnya sangat penting dilakukan sejak sebelum resmi menjadi pasutri.
7 Persiapan Program Hamil Sebelum Menikah
Tolok ukur kebahagiaan dalam berumah tangga memang ada banyak. Selain finansial yang mapan, secara psikis kedua belah pihak juga perlu lebih matang. Rumah tangga tidak hanya berisi hal-hal yang romantis dan bahagia. Namun, banyak tantangan di dalamnya yang sesungguhnya butuh ketulusan hati sekaligus kemampuan mengatasi berbagai konflik yang bisa terjadi.
Untuk bisa berkeluarga, Anda juga tidak boleh melupakan kesiapa fisik yang sehat. Salah satunya adalah kesuburan supaya dapat memiliki keturunan dengan lebih mudah. Tidak hanya cepat memiliki momongan, tapi punya bayi yang sehat dan kuat. Supaya memenuhi hal ini, Anda bisa lakukan program hamil sebelum menikah berikut ini.
1. Lakukan Konsultasi ke Dokter Kandungan Jauh-jauh Hari
Ada berbagai kondisi kesehatan yang perlu dipastikan sebelum pasangan suami istri melangsungkan pernikahan. Mengetahui kesuburan bisa dilakukan dengan konsultasi kepada dokter kandungan minimal 6 bulan sebelumnya.
Tujuannya supaya dokter bisa melihat berbagai kemungkinan yang terjadi soal kesuburan kedua belah pihak. Tidak hanya calon istri, tapi juga calon suami.
Untuk perempuan mungkin saja ada masalah mengenai siklus haid yang berhubungan dengan kesuburan rahim. Umunya perempuan yang menstruasi secara teratur punya kesuburan yang baik. Sebaliknya bagi yang tidak teratur, hal ini bisa diwaspadai sehingga gaya hidup bisa diubah untuk meningkatkan potensi mudahnya memiliki momongan.
Selain itu, dokter kandungan juga bisa memberikan vaksin yang mencegah risiko penyakit. Misalnya vaksin TT, Varicella, MMR, Hepatitis V, dan HIV. Termasuk screening penyakit bawaan bisa dilakukan agar diwaspadai sejak awal.
2. Konsumsi Makanan Mengandung Asam Folat
Fungsi asam folat adalah untuk pembentukan otak serta saraf penyusunnya. Tujuannya lebih kepada mempersiapkan kualitas perkembangan otak calon buah hati nanti. Jika pasutrsi kekurangan asam folat, maka perkembangan otak dan kecerdasan anak bisa terganggu.
Anda bisa meningkatkan asupan makanan mengandung asam folat, yaitu buah-buahan, biji-bijian, dan sayuran yang berdaun hijau.
Selain makanan, dokter bisa meresepkan asam folat dengan dosis 400 microgram per harinya. Ini bertujuan membantu kematangan sel telur dan mencegah terjadinya cacat pada bayi sebelum dan pasca kelahiran.
3. Program Hamil Sebelum Menikah dengan Mengatur Pola Hidup Sehat
Pola hidup yang sehat juga harus diatur jika Anda ingin melakukan program hamil sebelum menikah agar punya buah hati yang sehat dan kuat. Hindari berbagai kebiasaan buruk seperti merokok dan meminum minuman mengandung alkohol, atau obat terlarang. Baik bagi pihak wanita ataupun pria.
Sebaliknya, Anda harus mulai memakan makanan bergizi tinggi, banyak mengonsumsi sayuran, kalsium rendah lemak, dan asupan mengandung nutrisi yang baik untuk tubuh dan calon bayi.
4. Menghindari Makanan Mentah
Tips keempat khusus buat Anda yang biasa mengonsumsi sushi atau hidangan mentah lainnya. Minimal ini harus Anda hindari 6 bulan sebelum menikah supaya jauh dari risiko kontaminasi bakteri yang menghambat kehamilan.
Zat yang bisa saja terbawa dalam fauna hidup juga bisa jadi merupakan hal yang mengganggu proses kehamilan. Jadi, sebaiknya pilih makanan matang supaya terhidar dari hal-hal tersebut.
5. Membatasi Asupan Mengandung Kafein
Buat Anda yang terbiasa banyak minum kopi atau asupan mengandung kafein lainnya, sebaiknya meminimalisirnya dulu saat sedang melakukan program hamil sebelum menikah ini. Maksimal konsumsi per hari tidak boleh lebih dari 200 mg.
Bahkan, sebaiknya kebiasaan ini lebih dijaga hingga hamil. Penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang mengonsumsi kafein lebih rentan keguguran. Jadi, supaya keinginan memperoleh momongan yang sehat dan cepat bisa terwujud, Anda perlu berusaha mejaga hal ini.
6. Atur Berat Badan Supaya Ideal
Minimal 6 bulan sebelum pernikahan, sebaiknya Anda sudah mengatur berat badan menjadi ideal. Berat badan atau BB ini sangat berpengaruh juga terhadap kesuburan wanita.
Jika terlalu kurus, hormon kesuburan kurang bekerja dengan baik. Sebaliknya jika terlalu gemuk, bisa menyebabkan gangguan reproduksi yang menyebabkan sulit untuk hamil.
Untuk memenuhi BB ideal, Anda bisa mulai melakukan diet sehat. Asupan makanan yang sehat dan bergizi diiringi gaya hidup yang baik.
7. Berolahraga Secara Teratur
Olahraga bisa menyesuaikan dengan hobi atau kondisi Anda. Mulai dari jogging, senam, renang, atau jenis olahraga lain bisa Anda pilih. Asalkan dilakukan secara teratur antara 2 hingga 3 kali dalam seminggu. Durasinya sekitar 30 menit setiap sesinya.
Semua kegiatan di atas merupakan ikhtiar yang bisa Anda lakukan dalam rangka program hamil sebelum menikah yang bisa ditempuh lebih awal. Tidak hanya untuk perempuan, tapi pihak laki-laki juga perlu memperhatikan hal tersebut karena kesuburan dan kondisi buah hati dipengaruhi oleh keduanya. Semoga bermanfaat.
Sumber:
Pikiran-rakyat.com
Orami.co.id
Tanyadna.id
Iim Rohimah adalah content writer yang meminati bidang bisnis kuliner. Minatnya ini datang dari hobi wisata kuliner, mengamati perkembangan bisnis, dan pengalaman bekerja di bidang ini.
Berkat pengalaman tersebut, ia memperoleh insight menarik, bahwa bidang usaha di ranah ini paling cepat berkembang dan banyak peminatnya. Oleh karena itu, menurutnya, akan sangat baik jika dapat terus belajar dan mengedukasi pembaca, khususnya pegiat Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner.