Shiba Inu Coin adalah salah satu jenis cryptocurrency yang sedang naik daun belakangan ini. Apakah kripto ini bisa menjadi aset yang potensial untuk investasi? Teman-teman juga bisa memantau harga Shiba Inu sekarang supaya mengetahui langsung. Mau tahu tentang kripto satu ini? Simak selengkapnya.
Jika bicara tentang cryptocurrency, biasanya orang akan langsung menyebut nama Bitcoin. Namun, sebenarnya ada banyak sekali altcoin atau alternatif coin yang jumlahnya ribuan saat ini. Pembuatannya dan cara kerjanya menggunakan prinsip yang sama dengan Bitcoin. Meskipun sebagian di antaranya punya fungsi dan fitur baru dan berbeda.
Daya tarik kripto ada pada teknologi blockchain yang terdesentralisasi sehingga tidak ada pihak ketiga yang mengontrol transaksi. Keunggulan blockchain antara lain transparan, proteksi yang tinggi, dan mudah untuk audit karena data transaksi yang jelas.
Apa itu Shiba Inu dan Kelebihannya?
Belakangan ini, mata uang kripto yang sedang menarik perhatian adalah Shiba Inu Coin. Popularitasnya tampak pada lonjakan harganya beberapa bulan terakhir. Meski harganya tidak setinggi crypto besar seperti Bitcoin, Ethereum, dan lain-lain, rasanya kita tidak bisa mengabaikannya.
Shiba Inu mulai mencuat sejak tahun 2021 lewat meme berupa wajah anjing Shiba Inu yang lucu dan menggemaskan dan biasa disebut Doge. Kepopulerannya mendongkrak imbal hasil hingga 63.000.000% yang di saat bersamaan, pesaingnya Dogecoin naik hingga 4.600%.
Lalu apa itu Shiba Inu Coin? Shiba Inu coin adalah cryptocurrency yang diciptakan pada tahun 2020 oleh orang yang memiliki nama samaran Ryoshi. Sebagaimana altcoin lainnya, koin dengan mata uang SHIB ini dibangun di atas blockchain Ethereum dan tentunya merupakan salah satu token ERC-20.
Memang sudah banyak token yang dibuat dengan basis blockchain Ethereum sejak lama karena teknologi yang sudah aman dan mapan. Ketersediaannya termasuk melimpah hingga 1.000 triliun jumlahnya.
Shiba Inu Coin Berbeda dengan Dogecoin
Meski memiliki logo anjing yang sama yaitu anjing Shiba Inu asal Jepang, sebenarnya keduanya adalah dua koin berbeda. Dogecoin sudah lebih dulu rilis pada tanggal 6 Desember 2013. Penciptanya juga berbeda, Dogecoin dibuat oleh Billy Markus dan Jackson Palmer.
Bahkan, kehadiran Shiba Inu Coin secara terang-terangan diungkapnya Ryoshi merupakan pesaing Dogecoin atau orang banyak sebutkan dengan “Dogecoin killer.”
Penyebab Shiba Inu Trending
Awal mula mencuatnya Shiba Inu adalah ketika pendiri perusahaan mobil listrik Tesla, Elon Musk membuat cuitan di Twitter. Ia memposting anak anjing Shiba Inu miliknya dengan caption “Floki Frunkpuppy”. Akibatnya banyak orang me-retweet cuitannya, terutama akun-akun resmi kripto.
Kejadian tersebut mendorong pembelian SHIB yang membuat nilainya meningkat tajam hingga 400 persen. Cuitan orang ternama dalam dunia bisnis memang sangat berarti dalam mendongkrak kapitalisasi pasar mata uang crypto. Padahal ternyata Elon Musk sendiri belakangan mengatakan bahwa dia sama sekali tidak memiliki crypto ini. Walau sempat turun harganya setelah itu, namun kejadian itu membuat Shiba Inu coin menjadi cryptocurrency paling berharga urutan ke 12 saat ini.
Kelebihan dan Kekurangan Shiba Inu Coin untuk Investasi
Setiap mata uang kripto memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Ini menentukan apakah kripto tersebut cocok untuk kita beli sebagai investasi atau tidak. Meski demikian, Teman-teman bisa melihat beberapa kelebihan koin satu ini sebagai bahan pertimbangan.
Digerakkan oleh Komunitas
Kita bisa membandingkannya dengan Dogecoin (mata uang: DOGE) yang sebelumnya sudah mendapatkan pamor dari para pengembang dan pemegang kripto. Sebagai pesaingnya yang diciptakan belakangan, SHIB punya keunggulan sebagai crypto yang digerakkan oleh komunitas.
Ini disampaikan oleh Ryoshi dalam white papernya, bahwa ia optimis bahwa Shiba Inu Coin bisa melebihi nilai Dogecoin. Ekosistem yang Shiba Inu miliki terdiri dari pengembang, pemegang koin, dan penggemar yang bernama SHIB Army.
Dikontrol oleh Pencipta Ethereum
Sebanyak 50 persen ketersediaan koin SHIB diberikan kepada pencipta Ethereum, Vitalik Buterin. Alasan ini bisa memungkinkan Buterin memiliki kemampuan untuk mengontrol pasar dan harga SHIB.
Kedua kekuatan di atas membuat SHIB yang merupakan altcoin dengan nilai masih kecil memiliki potensi yang baik untuk menjadi nilai investasi. Meski demikian, ada juga pendapat para pengamat crypto yang mengingatkan mengenai kekurangannya.
Misalnya bisa saja Shiba Inu hanya populer sesaat dan menjadi sebuah coin meme semata. Selain itu, Shiba Inu belum terdengar memiliki keunggulan kompetitif yang membuatnya jadi kurang sustainable untuk masa mendatang.
Kendati demikian, meski penting, tapi seringkali rumor dan pendapat pakar sekalipun bisa meleset dari kenyatan yang akan terjadi. Sebagaimana banyak yang meramalkan Bitcoin beberapa tahun silam yang katanya akan seperti gelembung yang mengembang cepat dan meletus dengan cepat juga dan berbagai pengamatan lainnya. Ada yang bilang layak dan tidak layak sama sekali menjadi aset.
Penutup
Oleh karena itu, mengetahui risiko adalah kunci dalam berinvestasi aset crypto. Sebelum kita membeli, sebaiknya lebih banyak mengetahui kabar terbaru dan mampu membandingkan secara kritis satu pendapat pakar dengan yang lainnya supaya bisa membuat keputusan yang tepat.
Kalau sudah mantap, Teman-teman bahkan tidak hanya membeli, tapi bisa juga ikut menambang crypto seperti Shiba Inu supaya memiliki aset yang potensial di masa depan. Kalau masih bingung, bisa daftar di situs Indodax dan akses Indodax Academy untuk mengetahui berbagai hal terkait mining Shiba Inu. Indodax Academy juga bisa menjadi tempat belajar banyak hal tentang dunia crypto supaya makin tambah wawasan tentang cryptocurrency. Teman-teman juga bisa akses Indodax sebagai Indonesia Bitcoin and Crypto Exchange dengan menginstall aplikasi mobile Indodax di smartphone.
Referensi:
money.kompas.com
kreditpintar.com
id.m.wikipedia.org
Iim Rohimah adalah content writer yang meminati bidang bisnis kuliner. Minatnya ini datang dari hobi wisata kuliner, mengamati perkembangan bisnis, dan pengalaman bekerja di bidang ini.
Berkat pengalaman tersebut, ia memperoleh insight menarik, bahwa bidang usaha di ranah ini paling cepat berkembang dan banyak peminatnya. Oleh karena itu, menurutnya, akan sangat baik jika dapat terus belajar dan mengedukasi pembaca, khususnya pegiat Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner.