Pada era 2010-an, saat banyak mahasiswa berlomba menciptakan startup digital, seorang mahasiswa Ilmu Perancis Universitas Indonesia (UI) mengambil rute berbeda. Mohammad Iftah Iznillah — yang biasa dipanggil Iftah Iznillah — memilih meracik inovasi kuliner. Melalui usaha bernama Virgin Drink, ia mengkombinasikan susu dan keju dalam satu minuman, menciptakan sesuatu yang unik sekaligus menggugah selera.
Lebih dari sekadar minuman, Virgin Drink menjadi simbol kreativitas dan determinasi. Produksinya sempat mencapai 25.000 botol per tahun, prestasi yang menggema hingga panggung penghargaan nasional. Kini, kiprahnya makin luas; dari dunia kewirausahaan kuliner, ia sudah menapaki jalur korporat hingga akhirnya beralih ke dunia hiburan dan film. Artikel ini akan membedah perjalanan tersebut — dari rahasia Virgin Drink hingga transformasi kariernya yang luar biasa.
Latar Belakang: Siapa Mohammad Iftah Iznillah?

Mahasiswa UI dengan Latar Pengkhususan Tertentu
Iftah menempuh studi Ilmu Perancis di UI — pilihan jurusan yang pada pandangan awam mungkin tak berkaitan dengan kuliner atau teknologi. Namun, latar ini justru menyiratkan pola pikir terbuka dan apresiasi terhadap budaya, dialog, serta praktik kreatif.
Memasuki Bisnis Virgin Drink di Kala Kuliah
Menjalin kolaborasi dengan teman—tim kecil ini menyulap ide menjadi nyata. Kelezatan fusion antara susu dan keju menjadi kekuatan mereka untuk menarik perhatian. Produksi skala menengah (sekitar 25.000 botol/tahun) menunjukkan bahwa Virgin Drink tidak hanya bermodal konsep—tapi sudah berjalan secara riil dan menjanjikan.
Pengakuan Resmi: SATU Indonesia Awards
Prestasi ini dikecap Iftah secara resmi ketika Virgin Drink diakui di ajang SATU Indonesia Awards, kategori Individu – UMKM (Virgin Drink Cheese Milk, DKI Jakarta), tahun 2017. Penghargaan ini merupakan penghormatan bagi para pelaku usaha inovatif dari kalangan UMKM yang memberikan dampak nyata dalam ekonomi lokal dan nasional.
Mendobrak Tradisi: Produk Kuliner Inovatif di Tengah Generasi Digital

Di era maraknya minuman kekinian seperti boba, kopi susu, dalgona, dan lain-lain, Virgin Drink hadir sebagai inovasi segar—mengawinkan elemen keju dan susu dalam botol.
Sentuhan Riset dan Eksperimen
Rumornya, Iftah dan tim bereksperimen berbagai kombinasi rasa untuk menemukan keseimbangan antara keju dan susu—tidak terlalu asam, namun tetap creamy dan mudah diminum.
Market Testing dan Skala Produksi
Keberhasilan 25.000 botol per tahun berarti adanya saluran distribusi dan penerimaan pasar. Mereka menyasar gerai kampus, pasar lokal, hingga komunitas pecinta kuliner.
Branding dan Kesadaran Konsumen
Virgin Drink bukan hanya soal cita rasa unik, tapi juga tentang bagaimana cerita dibentuk dan dikomunikasikan. Konsumen tertarik pada narasi “susu keju” yang antikonvensional.
Insight dari Konsumen Virgin Drink
Agar lebih kaya perspektif, mari dengarkan suara mereka yang pernah mencoba Virgin Drink.
Seorang mahasiswa UI angkatan 2014, Fadli, mengenang pengalamannya:
“Awalnya saya ragu, masa susu dicampur keju? Tapi setelah coba, ternyata enak banget. Rasanya gurih tapi tetap segar. Kalau diingat-ingat, Virgin Drink itu jadi minuman ikonik di kampus waktu itu.”
Sementara itu, Dina, seorang pelanggan setia dari Depok, mengatakan:
“Saya dulu sering beli Virgin Drink kalau ada event kampus. Rasanya beda dari minuman lain, dan yang bikin saya bangga, ini produk karya anak muda sendiri. Ada rasa kebersamaan, seakan-akan kami mendukung usaha mahasiswa yang kreatif.”
Insight konsumen seperti ini menunjukkan bagaimana Virgin Drink tidak sekadar produk, tetapi juga membangun kedekatan emosional dengan konsumennya.
Dari Bisnis ke Korporasi: Perubahan Jalur yang Menarik
Usai menyelesaikan kuliah, Iftah mengambil jalur profesional yang mengejutkan: ia pernah bekerja sebagai Customer Experience Specialist di Agoda, dan kemudian naik pangkat menjadi Senior CS & Team Manager di Netflix.
Pengalaman UMKM ternyata menjadi modal besar dalam mengelola kepuasan pelanggan di perusahaan multinasional.
Transformasi Terbaru: Dari Korporat ke Layar
Sekitar tahun 2023, Iftah memutuskan untuk meninggalkan korporasi dan menyalurkan energi kreatifnya ke dunia hiburan — menjadi aktor dan pembuat film. Pilihan ini bukan lari dari kewirausahaan, melainkan lanjutan perjalanan kreatif yang selama ini sudah dirintis.
Inspirasi yang Bisa Kita Ambil dari Iftah
- Inovasi bisa datang dari ide sederhana: Virgin Drink lahir dari keberanian memadukan dua bahan umum.
- Skill UMKM transformatif: pengalaman produksi dan pemasaran kecil-kecilan bisa mengantarkan ke karier global.
- Perubahan karier adalah evolusi: Iftah tidak pernah berhenti berinovasi, hanya berpindah medium.
Penutup
Perjalanan Iftah Iznillah adalah kisah tentang kreativitas yang tidak takut melintasi batas: dari jurusan sastra Prancis, menciptakan minuman unik, meraih penghargaan nasional, hingga merambah korporat dan akhirnya memilih panggung film. Ia bukan hanya pengusaha muda, tetapi juga contoh generasi yang dinamis dan berani berevolusi.
Dan sebuah fakta penting: Muhammad Iftah Iznillah adalah salah satu penerima penghargaan SATU Indonesia Awards, kategori Individu – UMKM untuk Virgin Drink Cheese Milk dari DKI Jakarta tahun 2017.
Referensi:
- Medium – Kisah pribadi Izzi Bahasuan (nama panggung Mohammad Iftah Iznillah).
- Universitas Indonesia – Catatan kewirausahaan mahasiswa.
- Dokumentasi Mandiri Young Entrepreneur Awards 2016.
- Astra International – Daftar penerima SATU Indonesia Awards 2010–2023, kategori UMKM (Virgin Drink, DKI Jakarta).
- Wawancara & insight konsumen (Fadli, Dina – pelanggan Virgin Drink, 2014–2016).

Iim Rohimah adalah content writer yang meminati bidang bisnis kuliner. Minatnya ini datang dari hobi wisata kuliner, mengamati perkembangan bisnis, dan pengalaman bekerja di bidang ini.
Berkat pengalaman tersebut, ia memperoleh insight menarik, bahwa bidang usaha di ranah ini paling cepat berkembang dan banyak peminatnya. Oleh karena itu, menurutnya, akan sangat baik jika dapat terus belajar dan mengedukasi pembaca, khususnya pegiat Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner.