Bisnis kuliner itu dinamis, ada hari ramai, ada hari sepi, harga bahan baku bisa tiba-tiba melonjak, dan tren konsumen cepat berubah. Di tengah kondisi itu, cash flow bisnis kuliner adalah penentu utama apakah usaha bisa bertahan atau malah tumbang.
Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM (2023), 60% UMKM kuliner kesulitan mengakses pendanaan karena pencatatan arus kas yang kurang rapi. Padahal, arus kas yang sehat bukan hanya membantu melunasi kewajiban rutin, tapi juga memberi ruang untuk ekspansi, misalnya buka cabang baru atau menambah menu.
Kalau cash flow tidak terkontrol, efeknya bisa serius:
- Tagihan bahan baku menumpuk.
- Gaji karyawan telat, bikin motivasi turun.
- Sulit ajukan pinjaman untuk modal kerja.
- Reputasi di mata supplier dan bank menurun.
Cara Mengatur Cash Flow Bisnis Kuliner dengan Praktis
1. Pisahkan Uang Pribadi dan Usaha
Banyak pemilik warung makan atau kafe kecil masih menggabungkan keuangan bisnis dengan pengeluaran pribadi. Akibatnya, arus kas jadi kabur—nggak jelas berapa keuntungan bersih sebenarnya.
Tips praktis:
- Buka rekening khusus untuk usaha kuliner.
- Gunakan aplikasi pencatatan atau POS (point of sales) yang bisa otomatis memisahkan transaksi.
Dengan cara ini, kamu bisa lebih mudah melacak cash flow bisnis kuliner setiap bulan.
2. Catat Semua Transaksi Kecil maupun Besar
Jangan anggap remeh pengeluaran kecil seperti plastik kemasan atau biaya parkir delivery. Kalau dibiarkan, jumlahnya bisa signifikan.
Menurut survei SME Finance Forum, UMKM yang konsisten mencatat transaksi mengalami peningkatan efisiensi keuangan hingga 25%.
Tips praktis:
- Gunakan Excel atau aplikasi keuangan gratis untuk mencatat pemasukan & pengeluaran harian.
- Review laporan tiap minggu agar bisa segera deteksi kebocoran arus kas.
3. Kontrol Biaya Operasional Tanpa Mengorbankan Kualitas
Banyak bisnis kuliner gagal karena over-investing: beli mesin mahal, renovasi berlebihan, atau promosi besar-besaran tanpa perhitungan.
Tips praktis:
- Evaluasi ROI (return on investment) setiap pengeluaran. Misalnya, apakah mesin kopi baru benar-benar bisa menaikkan penjualan?
- Cari supplier alternatif untuk bahan baku agar harga lebih kompetitif.
- Gunakan strategi pemasaran low-budget tapi efektif, seperti promosi di media sosial dengan konten kreatif.
4. Siapkan Dana Darurat Usaha
Bisnis kuliner rentan terhadap faktor eksternal, mulai dari musim hujan yang bikin sepi pengunjung, hingga kenaikan harga bahan pokok.
Tips praktis:
- Sisihkan minimal 5-10% dari keuntungan bulanan ke tabungan darurat.
- Targetkan punya cadangan operasional minimal 3 bulan.
Dengan cadangan ini, cash flow bisnis kuliner tetap aman meski ada kondisi darurat.
5. Atur Piutang dan Hutang dengan Disiplin
Jika kamu melayani pesanan katering dengan sistem tempo, pastikan ada perjanjian tertulis soal jatuh tempo. Piutang macet adalah penyebab klasik arus kas terganggu.
Tips praktis:
- Kirim reminder invoice beberapa hari sebelum jatuh tempo.
- Tawarkan diskon kecil untuk pembayaran lebih cepat.
- Atur jadwal pembayaran hutang agar tidak menumpuk di akhir bulan.
Bagaimana Cash Flow Pengaruhi Akses Kredit?
Bagi bank maupun lembaga pembiayaan, cash flow bisnis kuliner adalah salah satu indikator utama untuk menilai kelayakan kredit. Mereka ingin memastikan bahwa usaha kamu punya arus kas yang stabil dan cukup untuk membayar cicilan tepat waktu. Kalau catatan arus kas rapi, peluang untuk mendapatkan pinjaman modal kerja jadi jauh lebih besar.
Sebaliknya, kalau arus kas berantakan—misalnya pemasukan dan pengeluaran tidak tercatat jelas,pihak bank akan ragu karena risiko kredit macet dianggap lebih tinggi. Inilah kenapa pencatatan keuangan yang konsisten bisa jadi “bukti nyata” bahwa bisnismu sehat dan bisa dipercaya.
Dengan cash flow bisnis kuliner yang terkelola baik, kamu bisa lebih percaya diri mengajukan kredit untuk kebutuhan pengembangan, seperti:
- Buka cabang baru, karena bank melihat bisnismu cukup menguntungkan untuk ekspansi.
- Tambah armada delivery, apalagi tren pesanan online terus naik.
- Renovasi tempat agar lebih nyaman, demi meningkatkan daya tarik pelanggan dan loyalitas.
Intinya, semakin sehat arus kasmu, semakin besar pula peluang bisnismu mendapatkan dukungan modal dari pihak eksternal.
Tools untuk Bantu Mengelola Cash Flow
Nggak semua pelaku UMKM punya background keuangan, tapi jangan khawatir, ada tools yang bisa bantu. Salah satunya adalah Skorlife.
Dengan Skorlife, kamu bisa:
- SkorPintar: mengelola semua kartu kredit di satu portal, cek jatuh tempo, dan analisis pola penggunaan.
- Cek SLIK OJK & riwayat kredit: penting untuk melihat rekam jejak keuanganmu, apalagi sebelum ajukan kredit usaha.
- Peluang Pengajuan Kredit: lihat seberapa besar peluang pinjaman disetujui.
- Manajemen Keuangan: dapat rekomendasi pembayaran tunggakan & budgeting.
Kalau cash flow bisnis kuliner kamu sehat + laporan kredit jelas, peluang ekspansi usahamu bakal makin terbuka.
Mengatur cash flow bisnis kuliner bukan sekadar soal hitung-hitungan, tapi tentang menjaga keberlangsungan usaha. Dengan langkah praktis—pisahkan uang pribadi, catat transaksi, kontrol biaya, siapkan dana darurat, dan disiplin dalam piutang-hutang—arus kas akan lebih stabil.
Kalau ingin lebih percaya diri dalam mengelola keuangan, manfaatkan teknologi seperti Skorlife. Dengan arus kas sehat dan akses kredit lebih mudah, usaha kulinermu bisa bukan hanya bertahan, tapi juga tumbuh menjadi brand kuliner yang kuat.

Iim Rohimah adalah content writer yang meminati bidang bisnis kuliner. Minatnya ini datang dari hobi wisata kuliner, mengamati perkembangan bisnis, dan pengalaman bekerja di bidang ini.
Berkat pengalaman tersebut, ia memperoleh insight menarik, bahwa bidang usaha di ranah ini paling cepat berkembang dan banyak peminatnya. Oleh karena itu, menurutnya, akan sangat baik jika dapat terus belajar dan mengedukasi pembaca, khususnya pegiat Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner.