Berapa upah tukang bangunan di Bogor saat ini? Bagi Sobat yang berdomisili di Bogor dan akan melakukan pembangunan, maka informasi ini sangat penting untuk diketahui. Persiapan biaya saat menjalankan proyek konstruksi memang cukup penting.
Di dalamnya termasuk biaya untuk membayar upah para tukang bnagunan yang bekerja. Mari cari tahu lebih lengkap, kira-kira berapa ya bujet upah yang dibutuhkan.
Upah Tukang Bangunan di Bogor
Besarnya bayaran untuk tukang sangat dipengaruhi oleh sistem kerja mereka. Ada dua tipe sistem kerja tukang bangunan yang berlaku yaitu harian dan borongan. Ini bisa disesuaikan pembangunannya untuk apa. Misalnya rumah, cafe, bangunan bisnis, kantor, sekolah, dan lain-lain. Baca juga: Konsep Cafe Kekinian
Berikut adalah perkiraan upah tukang bangunan di Bogor yang dibutuhkan untuk harian dan borongan. Simak selengkapnya.
1. Tukang Harian
Banyak orang yang masih memilih sistem kerja tukang harian. Dalam sistem kerja ini, maka tukang akan dibayar per hari. Upah setiap tukang juga berbeda-beda tergantung pada tugas yang dikerjakan. Berikut ini daftar upah tukang harian di Bogor sesuai dengan pekerjaannya:
Jenis Pekerjaan | Upah per Orang |
Kepala tukang | Rp200.000,00 |
Tukang kayu | Rp150.000,00 |
Tukang batu | Rp170.000,00 |
Tukang cat | Rp150.000,00 |
Pembantu tukang | Rp120.000,00 |
Tukang besi | Rp160.000,00 |
Tukang gali tanah | Rp130.000,00 |
Tukang listrik | Rp120.000,00 |
Perlu diketahui bahwa biaya yang tercantum di sini hanya perkiraan. Biaya tersebut bisa saja jauh lebih tinggi atau lebih rendah. Selain itu upah tukang bangunan di Bogor dengan sistem kerja harian ini juga dipengaruhi oleh fasilitas makan siang yang diberikan. Jika Sobat menyediakan makan siang maka secara otomatis upahnya akan lebih ringan.
Tapi, apakah Sobat sudah tahu apa saja kelebihan dan kekurangan dari sistem kerja tukang harian seperti ini? Mari bandingkan dulu apa saja kelebihan dan kekurangannya supaya Sobat bisa lebih yakin ingin mempekerjakan tukang dengan sistem harian atau borongan.
Pekerja tukang bangunan dengan sistem harian biasanya memiliki cara kerja yang jauh lebih terkontrol. Jika hasil pekerjaan tidak sesuai ekspektasi maka Sobat bisa langsung memberhentikannya dan mencari pengganti yang lain. Tarifnya juga rata-rata jauh lebih murah jika dibandingkan tukang yang borongan. Selain itu tukang dengan sistem harian juga biasanya tidak buru-buru jadi hasil kerjanya lebih bagus.
Salah satu penggunaan jasa tukang seperti ini misalnya untuk membuat tempat usaha yang butuh estetika. Misalnya Desain Cafe Minimalis Rumahan
Namun tukang harian ini juga punya beberapa kekurangan. Biasanya tukang dengan sistem kerja harian ini harus selalu diawasi setiap hari. Jika tidak diawasi maka mereka akan seenaknya bekerja supaya proyek pembangunan lebih lama selesai. Jadi benar-benar harus dikontrol supaya pekerjaan bisa selesai tepat waktu dan biaya upah tidak membengkak.
2. Upah Tukang Bangunan di Bogor dalam Bentuk Borongan
Selain sistem kerja tukang harian ada juga tukang borongan. Tukang borongan ini akan bekerja dan dibayar sampai proyek tersebut selesai. Biasanya tukang borongan akan dibayar dengan hitungan per meter pengerjaan. Selain itu perhitungannya juga dilakukan berdasarkan bentuk pengerjaan yang dilakukan. berikut ini perhitungan rata-rata upah tukang bangunan di Bogor yang memakai sistem borongan.
Jenis Pekerjaan | Upah |
Penggalian pondasi | Rp100.000,00 per m3 |
Pemasangan bata | Rp50.000,00 per m2 |
Pemasangan beton | Rp60.000,00 per m2 |
Pemasangan atap | Rp150.000,00 per m2 |
Pemasangan plafon | Rp70.000,00 per m2 |
Pemasangan keramik lantai | Rp70.000,00 per m2 |
Pemasangan kusen jendela | Rp100.000,00 per unit |
Pemasangan kusen pintu | Rp170.000,00 per unit |
Pengecatan dinding | Rp50.000,00 per m2 |
Selain itu, ada banyak lagi jenis pekerjaan yang harus diselesaikan dan biayanya juga sangat bervariasi. Hal ini tentu sangat dipengaruhi oleh model atau desain bangunan yang akan dibuat. Penting sekali untuk melakukan diskusi dengan jasa tukang borongan yang akan diajak bekerja sama. Tarif yang dipasang oleh tukang-tukang borongan ini biasanya berbeda-beda jadi perlu didiskusikan terlebih dahulu.
Perhitungan upah tukang bangunan di Bogor dengan sistem borongan ini juga tentunya berbeda dari tukang harian tadi. Menghitung upah tukang harian memang lebih mudah karena sistemnya per hari. Namun untuk tukang borongan ini harus dilihat dulu luas area yang dikerjakan. Jadi memang penting sekali untuk memiliki data lengkap luas bangunan yang akan dibuat sehingga bisa memperhitungkan upah tukang.
Perlu diketahui bahwa tukang bangunan dengan sistem borongan ini juga punya kelebihan dan kekurangan. Sama halnya seperti tukang bangunan dengan sistem kerja harian tadi. Jika Sobat mempekerjakan tukang borongan, maka cara kerjanya relatif lebih cepat. Jadi proyek konstruksi atau pembangunan bisa selesai dalam jangka waktu yang lebih singkat.
Kelebihan lain dari tukang bangunan dengan sistem borongan adalah tidak perlu diawasi setiap saat karena mereka mendapat upah per proyek sampai selesai. Namun seringkali tukang semacam ini bekerja terburu-buru sehingga hasilnya kurang optimal. Selain itu Sobat tidak bisa memberhentikan tukang yang kerjanya kurang bagus saat itu juga jadi harus menunggu sampai proyek selesai.
Tips Menemukan Tukang Bangunan yang Berkualitas
Tukang yang terlibat dalam proses pembangunan akan berpengaruh pada hasil akhir bangunan tersebut. Jika tukangnya berkualitas dan kompeten maka bangunan yang dihasilkan juga pasti bagus dan kuat sesuai ekspektasi Sobat. Berikut ini beberapa tips yang bisa Sobat terapkan jika ingin mencari tukang bangunan di Bogor yang benar-benar berkualitas:
1. Pastikan Berpengalaman
Pilihlah tukang bangunan yang benar-benar punya pengalaman. Pekerjaan di bidang konstruksi seperti ini tidak hanya butuh wawasan tapi juga butuh pengalaman. Jika tukang yang Sobat rekrut punya banyak pengalaman maka akan lebih mudah untuk menyelesaikan proyek konstruksi sesuai harapan. Lain halnya jika merekrut tukang yang baru belajar, mungkin ada banyak kekurangannya.
2. Pilih yang Jujur dan Teliti
Pastikan untuk memilih tukang bangunan yang teliti dan jujur. Dalam proses pembangunan, ketelitian sangatlah dibutuhkan. Jika tidak teliti maka bisa jadi kualitas bangunan yang dihasilkan jadi jelek dan tidak sesuai ekspektasi. Jangan lupa, cek juga kejujuran tukang tersebut dan pilihlah tukang yang benar-benar jujur. Apalagi jika Sobat tidak punya cukup waktu untuk selalu mengontrol pekerjaan mereka.
3. Diskusikan Masalah Upah
Selanjutnya jangan lupa untuk mendiskusikan masalah upah. Tadi sudah dibahas perhitungan upah tukang bangunan di Bogor sesuai dengan sistem kerjanya, harian maupun borongan. Dari informasi tersebut bisa didapatkan gambaran kira-kira berapa total biaya yang dibutuhkan untuk memberi upah tukang bangunan. Sebaiknya didiskusikan kembali supaya bisa mendapatkan angka yang paling pas.
4. Cari Rekomendasi
Saat mencari tukang bangunan, Sobat sebaiknya mencari rekomendasi terlebih dahulu. Mintalah rekomendasi kepada orang-orang yang sudah pernah menggunakan jasa tukang bangunan. Sobat bisa meminta rekomendasi pada sahabat, keluarga, rekan kerja, dan lain sebagainya. Rekomendasi ini pasti sangat membantu Sobat menemukan tukang yang benar-benar berkualitas dan bisa diandalkan.
Informasi upah tukang bangunan di Bogor yang dibahas di sini bisa dijadikan sebagai acuan. Namun upah tersebut bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah tergantung situasi dan tergantung tukang yang diajak bekerja sama. Jadi penting sekali untuk berkomunikasi dengan pihak tukang sebelum mulai bekerja. Pastikan juga untuk menyesuaikan dengan jenis pekerjaan yang mereka selesaikan.
Sumber:
Arsitek.my.id
Cahayakolosalabadi.co.id
Iim Rohimah adalah content writer yang meminati bidang bisnis kuliner. Minatnya ini datang dari hobi wisata kuliner, mengamati perkembangan bisnis, dan pengalaman bekerja di bidang ini.
Berkat pengalaman tersebut, ia memperoleh insight menarik, bahwa bidang usaha di ranah ini paling cepat berkembang dan banyak peminatnya. Oleh karena itu, menurutnya, akan sangat baik jika dapat terus belajar dan mengedukasi pembaca, khususnya pegiat Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di bidang kuliner.